Untuk ke sekian kalinya....
Madah diunggap, jari ditarikan perlahan di atas papan kekunci
Tanpa alunan melodi, hanya ditemani secangkir kopi
Kunjung tiba idea dan keinginan diri, untuk terus menulis meluah isi hati
Untuk ke sekian kalinya,
Sepi, kosong, bingit telinga tak mampu mengusik jiwa yang sunyi
Lagu madah puisi, sang pujangga hatinya dilukai
Itu lah halwa telinga sehari-hari
Untuk ke sekian kalinya,
Buat aku terfikir, inikah dia dinamakan takdir?
Setiap kenangan terus indah menjalar
Segenap ruang minda akal fikir
Untuk ke sekian kalinya,
Lebaran ini, yang diimpikan indah
Hanyalah ucapan sekadar madah
Bukan madah dendam atau madah kesal
Sekadar mengenang angan tak kesampaian
Untuk ke sekian kalinya,
Roda alam terus berputar
Yang dahulunya rasa itu
Bagai dua dunia jadi satu
Kini, walaupun satu dunia
Terasa bagai di antara kutub jauhnya
Untuk ke sekian kalinya,
Masih banyak yang belum dirungkai
Masih sedikit sangat kata yang dah diucap
Belum puas rasanya
Hidup dalam angan
Hakikat diri, perlu sedar kembali kepada realiti
Untuk ke sekian kalinya,
Dia datang mengetuk pintu hati
Untuk apa dilayani jika bukan untuk dicintai
Maafkan mereka, mereka cuba menjadi mereka
Sedang diri tidak mampu menerima
Belum cukup masa, belum tiba ketika
Untuk ke sekian kalinya
Kita bertemu lagi
Tapi kali ini seperti beberapa purnama dulu
Ketemu cuma di alam khayal
Dibalik mimpi engkau senyum bagai bidadari
Ohh apakah ini?
Cukup lah engkau datang meracuni
Tidak cukup dengan jiwa, fikiran juga engkau kehendaki
Ya, akhir ini sudah tidak seperti dulu
Masih ada sinar walau dalam sayu rindu
Berpijak pada paksi diri
Terus kejar apa yang dihajati
Berlapang dada dengan dugaan Ilahi
Barangkali yang terbaik di hujung destinasi
Ahh bukan barang kali
Tapi satu janji yang pasti
Janji Ilahi kepada hamba abdi
Untuk ke sekian kali,
Tangan dihulur harap dimaafi
Sempena Syawal Indah Anugerah Ilahi
Salah dan silap harap diampuni
Salam Aidilftri, Maaf Zahir dan Batin
-Nik Asyraaf-
0 comments:
Post a Comment